Entri Populer

Rabu, 19 Januari 2011

KOMITMEN PENGUASA MEMODERNISASIKAN CHINA

Artikel ini merupakan salah satu dari ragam kasus implementasi sukses di berbagai belahan dunia yang diresume dari buku yang berjudul “e-Government in action”. Ringkasan ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah e-Government pada Program Studi Ilmu Administrasi, Pasca Sarjana Unsoed yang diampu oleh Dr. Ali Rokhman, M.Si.

INFORMASI DI CHINA

Selama beberapa decade, telah terjadi perubahan yang fenomenal untuk memodernisasikan Republik Rakyat China (RRC). Hal ini ditunjukan oleh komitmen penguasa RRC untuk membawa China ke dalam ekonomi pasar . Internet sendiri di China dikenal sudah sejak lama dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat kota. Jumlah pengguna internet di China juga meningkat dua kali setiap tahun selama lima tahun terakhir. Industri informasi (termasuk software, hardware, dan content) telah menjadi pilar utama sektor komersial China. Perusahaan teknologi informasi China seperti Legend dan Founder terbukti mampu bersaing dengan perusahaan asing dalam hal merebut pasar domestic.

CETAKBIRU (BLUEPRINT) INFORMASI

Pemerintah China menetapkan sepuluh Five-year Plan (2001-2005) pengguna teknologi informasi dan komunikasi sebagai alat bantu meningkatkan industrialisasi di China sebagai “national economic strategic adjustment and restructuring”.

Pada tahun 2000, pemerintah memperkenalkan sebuah aturan yang disebut dengan National Informatization Quotient atau NIQ yang digunakan sebagai panduan evaluasi tingkatan informasi pada berbagai daerah di China. Pada bulan Juli tahun 2002 China mengeluarkan cetakbiru informasi yang disebut dengan Layout of National Economy and Society Informatization. Dalam blueprint tersebut ada empat program yang harus dijalankan, yaitu:

· Pembangunan sumberdaya informasi.

· Pembangunan infrastruktur informasi.

· Aplikasi Informasi.

· Produk Informasi.

Pada waktu yang sama pengembangan e-Government pemerintah China memiliki cakupan sebagai berikut:

· Mengembangkan fungsi dan platform jaringan informasi e-Government dengan standar yang seragam.

· Mengelola implikasi sistem bisnis , serta pengembangan dasar dan strategi warehouse informasi e-Government.

· Meningkatkan pertukaran sumberdaya informasi.

· Mengembangkan sistem keamanan dasar e-Government.

THE GOLDEN PROJECT

Penerapan Teknologi Informasi di China mulai dikembangkan pada Desember 1993, dengan terbentuknya Joint Committee of National Economic Informatization yang mengeluarkan sebuah insiatif yang disebut dengan Golden Project. Tujuan dari proyek ini adalah:

· Membangun jalur informasi nasional untuk melakukan modernisasi dan pengembangan ekonomi, yang bertujuan untuk membuat infrastruktur informasi untuk dapat mengalirkan berbagai data.

· Mengarahkan pengembangan teknologi informasi di China. Hal tersebut merupakan usaha China agar lebih modern.

· Menghubungkan pemerintah pusat ke setiap provinsi dan membuat pemerintah dapat melakukan berbagai tindakan melalui berbagai kementerian dan industri. Sehingga pemerintah pusat dapat mengawasi administrasi ke tiap daerah dan menjadi information gatekeeper.

Insisiatif Golden Project dapat dikategorikan ke dalam empat fase atau tier, yaitu:

· Golden Gate, atau kerap juga dikenal dengan nama Golden Custom, dibuat untuk mengintegrasikan informasi perdagangan dengan berbagai badan seperti MOFTEC, Biro Umum, serta menjadi tempat bagi perusahaan perdagangan asing dan bank.

· Golden Bridge memfokuskan diri pada infrastruktur. Tujuannya adalah membuat tulang punggung infrastruktur jaringan informasi ekonomi nasional. Proyek ini memberikan dukungan penggunaan akses internet, email, EDI serta layanan informais dan aplikasi.

· Golden Card yang bertujuan untuk membuat metode pembayaran elektronis dengan menggunakan credit dan debit card.

· Golden Sea memfokuskan diri pada sistem penghubung informasi antara pemimpin pemerintah China, menyediakan akses data secara mudah dari berbagai institusi, organisasi, dan berbagai kantor yang semuanya berada di bawah pengawasan Komite Pusat Partai Komunis.

Tahap selanjutnya dibuat melalui proyek Tier Two yang didesain untuk menerapkan jaringan informasi ke dalam reformasi ekonomi. Beberapa proyek yang tergabung di dalam Tier Two adalah seperti berikut:

· Golden Macro yang dibuat dengan fokus utama memberikan layanan kepada pemerintah Ekonomi Pusat dan Keuangan melalui aktivitas ekonomi China.

· Golden Tax memfokuskan diri pada pembangunan jaringan data yang menghubungkan kantor administrasi pajak pusat di Beijing dengan 50 kantor dan 800 biro.

· Golden IntelLigence yang mengkonsentrasikan diri pada pengaturan layanan internet China.

· Golden Shield yang mempromosikan pengadopsian informasi dan komunikasi bagi kepolisian sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja polisi.

Proyek yang berada pada Tier Three memiliki aplikasi yang bersifat spesifik. Diantara aplikasi yang berada pada area ini adalah:

· Golden Enterprise bertugas untuk melakukan konstruksi intranet, ekstranet dan koneksi berbagai perusahaan besar dan menengah.

· Golden Agriculture merupakan bank data dan jaringan layanan untuk menyediakan informasi agriculture, laporan cuaca, dan informasi pasar.

· Golden Health merupakan proyek untuk membangun sistem pertukaran informasi kecepatan tinggi untuk rumah sakit.

· Golden Information merupakan proyek yang menghubungkan berbagai koleksi stastistik antar berbagai departemen.

· Golden Housing yang digunakan untuk membangun pertukaran informasi pada real estate.

Proyek Tier Fourth disebut dengan Golden Cellular yang merupakan konsorsium delapan perusahaan komunikasi mobile domestic China dan Golden Switch yang merupakan program untuk membangun industry manufaktur digital.

THE GOVERNMENT ONLINE PROJECT

Beragam Golden Project yang dibuat oleh pemerintah China digunakan sebagai tulang punggungoperasional untuk membawa China ke ekonomi informasi. Setelah terbentuknya tulang punggung di atas, maka dikeluarkan proyek baru yang mencakup Government Online, Enterprise Online, dan Family Online.

· Government Online bertujuan untuk menerapkan secara maksimum penggunaan teknologi informasi dan komunikasi pada agensi pemerintahan, menghubungkan dan mendekatkan informasi kepada masyarakat.

· Enterprise Online yang bertujuan untuk membuat dunia industry mempercepat adopsi teknologi informasi dan juga meningkatkan transparansi.

· Family Online digunakan untuk meningkatkan penggunaan sumber daya jaringan oleh keluarga di China, membawa masyarakat ke e-platform baru.

Government Online Project dikembangkan dengan menggunakan pengembangan tiga langkah inisiatif berikut:

· Langkah pertama memfokuskan diri pada pengenalan teknologi dan menghubungkan 1000 kantor pemerintahan dan agensi ke internet.

· Langkah kedua memfokuskan pada sharing informasi dengan membuat sistem informasi pada berbagai kantor dan agensi pemerintahan dalam bentuk elektronis yang kompatibel.

· Langkah ketiga adalah mempersiapkan pemerintah untuk mengadopsi penyelenggaraan pemerintah berbasis paperless.

Tujuan utama proyek government online China adalah sebagai berikut:

· Mengintegrasikan dua platform internet, yaitu jaringan internal untuk menangani hubungan pemerintah ke semua tingkatan dan web eksternal untuk menangani interaksi dengan perusahaan, layanan publik dan antarpemerintahan.

· Menetapkan beberapa bank data seperti demografi, sumber daya alam, hukum, dan ekonomi makro.

· Mentransformasikan pemerintahan melalui 12 prioritas aplikasi seperti kostumisasi, perpajakan, keuangan, keamanan umum, keamanan sosial, agrikultur dan sumber mata air.

· Memastikan keamanan dan perlindungan data (integritas data/ security).

· Membangun standar sistem informasi dan kebijakan sistem.

ZHONGGUANCUN AND THE HAIDIAN “DIGITAL PARK”

Digital Park merupakan platform perangkat lunak yang digunakan untuk memproses hubungan internal dan eksternal. Platform ini memungkinkan pemerintah untuk menyediakan layanan dan mempermudah kewajiban adminitrasi pemerintah. Sistem Digital Park memperkenalkan empat fitur utama seperti keterbukaan, interaktivitas, website all-in-one (single point of acces) dan all-in-one sheet (akses dokumen tunggal). Sistem ini memiliki lima fungsi berikut:

· E – Application, merupakan program berbasis web yang menyediakan berbagai form dan dokumen yang terkait dengan masalah hukum, regulasi, kebutuhan, dan prosedur. Layanan ini menyediakan semua informasi yang dibutuhkan oleh setiap orang yang ingin mengetahui bagaimana membuat perusahaan pada Park. Aplikan dapat melengkapi form yang disediakan secara online.

· E- Registration. Setelah dilakukan pendaftaran, perusahaan harus menyediakan informasi tambahan dengan berbagai departemen terkait seperti biro statistik, keuangan dan pengawasan kualitas. Semua proses dapat dilakukan secara online.

· E- Administration, menyediakan proses administrasi online yang sebelumnya harus dikerjakan dengan menggunakan prosedur standar.

· E- Reporing. Setiap perusahaan yang mengadopsi teknologi tinggi harus memberikan laporan mengenai data operasional yang dimiliki seperti pendapatan, pajak, aliran dana, dan sebagainya ke pemerintah secara berkala. Proses ini dapat dilakukan secara online. Dalam hal ini perusahaan membayar dana lebih untuk mendapatkan identitas digital yang dikeluarkan oleh Certification Authority.

· E- Consulting. Kantor pemerintah dapat menyediakan layanan konsultasi interaktif secara online mengenai berbagai prosedur dan menyediakan jawaban terhadap pertanyaan yang sering dikemukakan melalui email atau fax.

SHANGHAI TARGET UNDER THE TENTH FIVE –YEAR PLAN

Pemerintah Shanghai memiliki beberapa target dalam penerapan e-Government sesuai dengan China Tenth Five- Year Plan (2001-2005) seperti berikut:

· Memperbaiki tingkat kompetitif dan transformasi Shanghai dengan pertumbuhan industry skala besar dan meningkatkan kapasitas sumberdaya distribusi baik China dan dunia.

· Memperbaiki penyediaan layanan peluang bisnis bagi investor dalam negeri dan luar negeri sekaligus memperkecil biaya penyediaan layanan.

· Optimasi pengembangan lingkungan pada berbagai lokasi yang ideal untuk memulai bisnis baru dan tempat tinggal.

· Memperbaiki kualitas hidup masyarakat dan melakukan tat kota sesuai dengan gaya standar metropolis internasional.

· Meng-upgrade administrasi kota dan memperkenalkan sistem baru dan juga menyediakan sistem yang melibatkan berbagai kalangan seperti pemerintah, masyarakat, pasar, dan penduduk kota.

CONCLUDING REMARKS

Pengembangan program e-Government pada berbagai negara tentunya melahirkan berbagai tantangan dan hambatan, terutama sekali bila melihat kompleksibilitas masyarakat China. Berbagai riset menunjukkan terdapat tujuh hambatan yang ditemui dalam proyek implementasi e-Government di China, yaitu:

· Bureaucracy. Kesulitan utama dalam penerapan e-Government adalah masalah birokrasi. Masalah birokrasi di China dapat diatasi ketika unit-unit pemerintahan mulai terintegrasi ke dalam sistem e-Government secara umum.

· Lack of Financial Resources. Hambatan kedua yang dihadapi oleh pemerintah China adalah masalah prioritas program yang harus dikerjakan. Banyaknya pengeluaran untuk berbagai keperluan menyebabkan proyek e-Government sendiri mengalami kendala kekurangan dana.

· Lack of Technical Standards. Kurangnya standar teknis mendatangkan masalah untuk mengintegrasikan sistem. Perbedaan modul program menyebabkan sebuah sistem tidak dapat digunakan pada sistem lainnya.

· Gaps in Legal Framework. China masih memiliki hambatan dalam hal penguasaan teknologi. Hal ini menyebabkan sulitnya interaksi dua buah area seperti e-Government dan e-Business.

· Security Problem. Pemerintah China masih tetap mengatur berbagai aspek di internet, termasuk mengatur hal-hal yang bersifat “subversif” terhadap aktivitas di internet dan sensor terhadap berbagai content.

· Relatively low numbers of e-Government users. Pemerintah China masih mengahadapi kekurangan jumlah massa kritis pengguna untuk beragam aplikasi e-Government.

· Digital Devide. Masalah ini merupakan masalah tersendiri bagi pemerintah China. Dengan populasi mencapai 1,3 milyar yang tersebar pada berbagai daerah dan juga ada kesenjangan literasi penggunaan komputer. Pemerintah China juga masih harus memprioritaskan berbagai proyek dasar seperti pengadaan air bersih danlistrik pada berbagai daerah dibandingkan dengan memprioritaskan pembuatan akses internet.

28 komentar:

  1. The Golden Project in China... dalam penerapan E-Governmentnya, sebenarnya dilihat dari karakteristik wilayah dan permasalahan yang dihadapi oleh China dalam penerapan E-Government hampair sama dengan Indonesia,masalah kebijakan birokrasi, masalah prioritas program dll. China bisa kenapa Indonesia tidak...

    BalasHapus
  2. itulah kenapa sampe sekarang Indonesia ketinggalan mba..
    Indonesia sangat takut dengan perubahan, setiap ada kebijakan baru pasti masyarakat langsung berkoar pro dan kontra. Akhirnya pemerintah tidak lagi konsentrasi pada strategi penyusunan kebijakan tersebut. Komitmen pemerintah merupakan hal yang utama mba..

    BalasHapus
  3. utk yuniorku....
    Pd prinsipnya penerapan e-gov pasti bertujuan utk mewujudkan prinsip akuntabilitas. Pemerintah china sadar bahwa pelayanan kpd masyarakat hrs memberi kemudahan. Birokrasi kita layak utk merubah paradigma, kita sdh pya slogan pelayanan prima , mari kita mengawali dgn penerapan e-gov

    BalasHapus
  4. Pengembangan program e-Government pada berbagai negara tentunya menghadapi berbagai tantangan dan hambatan, dan China pun juga mengalami hal tersebut yang saya rasa tidak berbeda juga di Indonesia. Tapi di China bisa, knapa Indonesia tidak...???

    BalasHapus
  5. · Bureaucracy. Kesulitan utama dalam penerapan e-Government adalah masalah birokrasi. Masalah birokrasi di China dapat diatasi ketika unit-unit pemerintahan mulai terintegrasi ke dalam sistem e-Government secara umum.Bagadengai mana dengan indonesia....bisakah mengatasi kesulitan ini...?

    BalasHapus
  6. berarti pada intinya semua balik lagi ke komitmen pemerintah buat mewujudkan e gov ya..

    BalasHapus
  7. pejabat yang berwenang pun berperan dalam sistem e-gov
    jika pejabatya rusak moralnya bagaiamana dengan sistem e-govnya? main-main juga pastinya

    BalasHapus
  8. mari mas agung kita mulai dari diri sendiri dengan belajar egov dengan tekun dan mengaplikasikannya dalam pekerjaan kita sehari-hari...he...

    iya ya mba ambar..mari kita merenung apa yg kita alami dan apa yang kita harus lakukan,,,eh...btw dulu jaman para pejabat publik kuliah ada materi egov nya gak ya...

    BalasHapus
  9. bapak camat yang terhormat...
    Indonesia bisa mengatasi kesulitan tersebut dengan tiga langkah: yang pertama, jangan biarkan pejabat terlalu lama berkuasa karena "power tends to corrupt, absolut power corrupts absolutlely" jadi biasakan lakukan Tour of duty; kedua,dengan mengenalkan Teknologi Informasi di lingkungan Pemerintah; dan yang ketiga yaitu dengan menyediakan kotak kritik dan saran dalam pemberian pelayanan dan segera ditindaklanjuti pengaduan tersebut.
    semoga indonesia bisa

    BalasHapus
  10. iya betul bunda zarfa..
    keseriusan dan komitmen pemerintah ditunjukkan dengan pembuatan regulasi yang mengatur perihal tersebut.

    BalasHapus
  11. kalau pejabatnya main-main terus kapan kerjanya dong mas aris...ckckckck...
    kata bapak kyai Zainudin MZ,, kita harus meneladani kepemimpinan Rasullullah,,beliau memimpin dengan memperbaiki akhlak kaumnya

    BalasHapus
  12. pejabat indonesia perlu berkaca ke Cina..

    BalasHapus
  13. Khan udach kita lihat sendiri kalau negara Cina lebih maju dalam hal segalanya walaupun negaranya berpenduduk sangat padat tapi..... orang-orangnya ternyata lebih baik ocre...........

    BalasHapus
  14. merepakan suatu kebijakan or sistem pasti ada kendala atau hambatan, bagimana kita mengantisipasi dan menghadapi kendala tersebut

    BalasHapus
  15. kalo menurut saya Indonesia bukannya takut dengan perubahan melainkan belum siap menghadapi perubahan...pemerintah kita lebih sering meneruskan budaya yang sudah ada

    BalasHapus
  16. Yang harus ditiru dari Cina untuk segera diterapkan di Indonesia yaitu : Pembangunan sumberdaya informasi;Pembangunan infrastruktur informasi; Aplikasi Informasi; Produk Informasi.

    BalasHapus
  17. China tidak hanya berkomitmen terhadap tradisinya, tetapi berkomitmen juga terhadap penerapan IT,pantas ya China menjadi tempat rujukan mencari ilmu.

    BalasHapus
  18. dengar-dengar di china yang terjadi perubahan secara fenomenal tidak hanya implementasi e-governmentnya, akan tetapi cuaca disana juga sering berubah secara fenomenal.

    BalasHapus
  19. Pemerintah China ternyata masih banyak kendala-kendala pada ointinya penerapan E-Govermet memang harus di mulai dari para pejabat pelaksananya.jika hal itu sudah lancar dan bisa di implementasikan kepada publik, artinya tim pelaksana tidak Gaptek dengan segalah perubahan-perubahan sitem..

    BalasHapus
  20. bapak...bapak..ibu...ibu...mba...dan mas...
    makasih ya comentnya...
    lop u all...

    BalasHapus
  21. mas eko....
    betul....betul...betul...
    gmn kalau kita jd pemrakarsanya...
    he...

    pak edy kalau dibandingkan dengan negara berkembang lainnya memang China lebih maju, namun masih tetap ketinggalan dari Amerika, sebagai perbandingannya misalnya GDP China masih sepersepuluh dr GDP Amerika

    BalasHapus
  22. mas mukhson,,,sebelum buat kebijakan buat dulu perencanaanya dong mas,,,biar kita bisa meramal kendala atau hambatan yg dihadapi terus kita cari solusi yg tepat

    BalasHapus
  23. mba fin..kalau belum siap lantas kapan Indonesia siap berubah,,,masyarakat Indonesia sangat suka dengan rutinitas karena berada dalam zona nyaman

    BalasHapus
  24. iyak betul mba fitri...mereka juga konsisten,,
    kebijakan pintu terbuka disana membuat kondisi di China sangat kompetitif, jadi semua berlomba untuk menghasilkan dam memberikan yang terbaik

    BalasHapus
  25. pak bagyo...nanti kalau mau kunja ke China aj pak

    BalasHapus
  26. iya pak ratman...dulu pas saya disana kalau lagi musim dingin,,,dingin banget

    BalasHapus
  27. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  28. iya mba ratna..

    langkah awal yaitu e-leadership

    BalasHapus